TUNGAU DEBU | Penghuni Kasat Mata di Rumah Anda
Apa itu Tungau debu?
Tungau debu merupakan mahkluk hidup paling kecil yang tinggal di dalam ruangan pada tempat yang lembab dan hangat seperti didalam bantal dan matras. Hewan ini bukan termasuk jenis kutu yang bisa anda musnahkan karena mereka hewan kasat mata. Selanjutnya tubuh mereka yang tembus cahaya menghindarkan penampakan mereka. Tungau debu tak memiliki mata ataupun antena, tapi hanya delapan kaki dan mulut seperti anggota badan.
Dermatophagoides farinae (umumnya dikenal sebagai Tungau debu) menempati sel kulit mati yang terlepas dari manusia atau hewan piaraan, juga disebut dander, mereka bersarang di matras, sofa dan furnitur lain yang sering digunakan atau juga karpet. Satu meter persegi dari permadani anda dapat berisi sebanyak 100,000 Tungau debu.
Ranjang anda mungkin menjadi sarang sebanyak 10 juta Tungau debu. Tungau debu lebih memilih lingkungan yang hampir lembab dan hangat dimana ini menunjukkan kondisi matras anda saat anda tidur diatasnya. Jika anda belum pernah mengetahui bahwa anda punya kutu yang tinggal di rumah anda, jangan khawatir. Tungau debu adalah hewan mikroskopis dan tidak bisa dilihat tanpa menggunakan mikroskop elektron. Terkecuali jika anda memiliki alergi yang disebabkan oleh kotoran Tungau debu, anda mungkin tidak pernah tahu bahwa mereka tinggal disana. Faktanya adalah bahwa Tungau debu tidak berbahaya bagi siapapun, namun demikian, buangan kotorannya dapat menimbulkan reaksi alergi seperti gatal-gatal, batuk-batuk, bersin - bersin, pilek dan mata berair atau dalam kasus yang lebih parah lagi, yaitu serangan asma.
Kebanyakan orang - orang yang memiliki alergi dalam ruangan sebenarnya alergi terhadap kotoran dari Tungau debu.
Kenapa kita tak suka Tungau debu?
Mahkluk ini pastinya menyusahkan karena paparan Tungau debu yang mengenai anak kecil atau bayi bisa menyebabkan alergi sepanjang hidupnya. Paparan terhadap anak kecil juga bisa menyebabkan beberapa komplikasi lainnya diantaranya asma, eksema, dan demam akibat alergi jerami yang akan bertahan seumur hidup. Digabungkan dengan dander (kutu) pada kucing, kotoran kecoa dan serbuk sari, reaksi alergi ini dan efek sampingnya menyerang banyak orang.
Jika Tungau debu menyebabkan anda mendesah, hal itu disebabkan pencernaan protein mereka. Sekresi tersebut berbau sangat keras terhadap sistem pernafasan kita, yang mana menjadi tamu tak diinginkan. Sekresi dari perut Tungau debu sangatlah ampuh. Tak ada obat yang bisa menyembuhkan alergi pada Tungau debu. Satu - satunya jalan menghindari gejala alergi saat Tungau debu datang adalah mencegah paparannya sejak dini. Ini berarti bahwa sangatlah penting untuk mempelajari beberapa hal tentang Tungau debu.
Bagaimana siklus hidup Tungau debu?
Tungau debu memiliki siklus hidup 10 hingga 70 hari. Pada dasarnya, betina yang sudah kawin, hidup selama 50 - 70 hari. Dan rata - rata siklus hidup untuk jantannya hanyalah 15 hari.
Tungau debu betina akan menetaskan telur sebanyak 75 - 100 telur pada minggu terakhir dari siklus hidupnya. Beberapa Tungau debu menetaskan telur mereka dalam kelompoknya yang punya hingga 5 betina. Kelompok lainnya juga melakukannya terpisah. Ketika sebuah telur sudah menetas, maka sebuah larva dengan enam kaki sudah dilahirkan. Kemudian, larva Tungau debu berubah menjadi sebuah nimfa berkaki delapan. Setelah tahap nimfa, seekor Tungau debu dewasa akan memiliki kaki delapan. Pada bentuk ini, terlihat seperti laba - laba mikroskopis.
Tungau debu bertahan hidup di matras dan lingkungan lain yang hangat dan berdebu. Mereka memakan dander (kulit yang mengelupas) yang terlepas dari manusia dan hewan sejenisnya, dimana pojokan yang berdebu dibawah ranjang adalah tempat yang bersahabat bagi hewan ini sama seperti di dalam bantal. Tungau debu cenderung menghabiskan sepertiga hidupnya atau lebih didalam sebuah matras yang nyaman.
Sebuah matras yang sering digunakan kemungkinan memiliki sepuluh juta Tungau debu yang tinggal didalamnya, dan sebuah bantal yang berumur dua tahun dapat berisi hingga sepuluh persen kotoran dan bangkai Tungau debu. Begitu juga di karpet cenderung menjadi tempat bagi koloni terbesar dari hewan rumahan, dimana segala sesuatu yang berpori dapat mendukung kehidupan mahkluk hidup yang abrasif ini.
Gejala Alergi terhadap Tungau debu
Salah satu bahan yang paling menyebabkan alergi dimana rata - rata hampir ditemukan di perabotan rumah tangga adalah debu. Alergi ini seringkali semakin diperparah oleh tambahan dari kotoran dan bangkai mahkluk hidup mikroskopis ini yang disebut Tungau debu.
Karena Tungau debu berkembang dengan subur khususnya menempel didalam karpet, pakaian, dan serat kain lainnya,mereka mendiami daerah yang sama seperti halnya manusia. Alergi manusia pada hama ini kebanyakan disebabkan dari buangan kotoran yang ditinggalkan oleh Tungau debu. Ketka koloni Tungau debu berkembang, maka jumlah bagian tubuh yang mati serta kotoran yang ditinggalkan mereka juga berkembang. Produk kotoran ini merupakan penyebab dasar gejala alergi dan asma yang disebabkan oleh Tungau debu.
Beberapa gejala Tungau debu meliputi sebagian besar masalah yang berkaitan dengan penyakit sinus. Gejala yang paling umum adalah gatal - gatal, mata berair, hidung beringus, gatal dan gumpalan di saluran telinga, asma, dan masalah lain yang sangat banyak sekali berkaitan dengan sistem pernafasan. Kebanyakan dari gejala tersebut timbul di waktu malam, saat seseorang dalam keadaan tidur. Hal ini dikarenakan jutaan Tungau debu hidup di dalam ranjang seseorang berdiam di dalam matras dan bantalnya. Saat seseorang dalam keadaan tidur, mereka sangat dekat sekali dengan media yang menyebabkan alergi dan saat bergerak di tempat tidur, tanpa kita sadari telah menyebabkan beberapa partikel tersebut naik ke udara.
Orang - orang yang menderita penyakit asma sering bermasalah dengan Tungau debu. Jika mereka memiliki alergi terhadap Tungau debu, beberapa gejala alergi tersebut sering menyebabkan reaksi asmatik yang parah. Reaksi tersebut dapat muncul dengan beberapa gejala seperti tersumbatnya sistem pernafasan, bunyi mencuit, dan bahkan pernafasan pendek yang parah. Seseorang yang menderita kondisi tersebut harus disembuhkan oleh ahli medis resmi atau ahli spesialis asma.
Keterangan rinci tentang alergi Tungau debu.
Dermatophagoides farinae betina dewasa dapat menetaskan hingga delapan puluh telur, baik sekali waktu atau dalam kelompok kecil kira - kira masing - masing tiga hingga lima telur. Ketika larva pertama menetas dari telur, maka dia punya enam kaki.
Namun demikian, setelah mereka berganti kulit untuk pertama kalinya, mereka akan memiliki delapan kaki. Ini merupakan tahap nimfa mereka dan mereka sebenarnya melalui dua tahapan nimfa atau sebelum mencapai dewasa. Masa antara penetasan dan dewasa kira - kira sekitar satu bulan dan Tungau debu yang dewasa akan bertahan hidup sekitar tiga bulan lagi. Keseluruhan siklus hidup mereka kira - kira empat bulan lamanya.
Sementara para Tungau debu rumahan ini menemukan surganya di karpet, matras dan sofa, mereka memerlukan air untuk bertahan hidup. Tanpa air dan kelembaban, mereka tidak bisa bertahan hidup dan Tungau debu cenderung akan mencari tempat yang lembab selama musim panas dan daerah dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Selama musim dingin yang kering atau daerah beriklim kering, populasi Tungau debu akan lenyap.
Karena manusia cenderung melepaskan kulit mati kira - kira 20 ons sekali dalam seminggu, Tungau debu tak pernah kekurangan sumber makanan. Saat anda memelihara hewan piaraan di rumah, Tungau debu pastinya akan menemukan surga baru buat mereka. Matras merupakan salah satu tempat paling favorit bagi Tungau debu karena faktanya tempat ini merupakan tempat di mana manusia, serta hewan piaraan, menghabiskan hampir sepertiga waktunya. Kebanyakan tidur dengan mengenakan sedikit pakaian dan sel kulit akan terkelupas, dimana hal ini menyediakan persediaan makanan yang banyak bagi Tungau debu.